Kaganga.com Palembang - Sebuah insiden keracunan massal menimpa ratusan siswa di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan, setelah mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang disediakan oleh pemerintah setempat. Sebanyak 174 siswa yang terdiri dari berbagai tingkat pendidikan, mulai dari PAUD hingga SMA, dilaporkan mengalami gejala keracunan, termasuk mual, muntah, dan pusing kepala.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sumatera Selatan (Dinkes Sumsel), Dedy Irawan, dalam keterangan persnya, mengungkapkan bahwa jumlah korban meningkat pesat sejak Senin, 5 Mei 2025. "Awalnya kami mendapatkan laporan 121 siswa yang mengalami keracunan, namun setelah dilakukan pemantauan lebih lanjut di RSUD Talang Ubi, jumlah tersebut bertambah menjadi 174 orang," ujar Dedy. Ia menambahkan bahwa penambahan jumlah korban ini terjadi sejak malam hari.
Dedy menjelaskan bahwa para siswa yang mengalami keracunan sebagian besar mengeluhkan gejala seperti mual, muntah, dan sakit kepala setelah mengonsumsi MBG. "Sebagian besar yang terdampak adalah siswa SD, meskipun ada juga siswa dari PAUD hingga SMA yang mengalami hal serupa," katanya. Ia juga menambahkan bahwa sejumlah siswa kini telah diperbolehkan pulang setelah mendapatkan perawatan medis yang memadai.
Saat ini, terdapat 8 siswa yang masih dalam perawatan di rumah sakit. Meskipun begitu, Dedy menegaskan bahwa kondisi mereka sudah stabil dan mereka hanya membutuhkan pemulihan lebih lanjut. "Meski dalam kondisi stabil, kami akan terus memantau perkembangan kesehatan mereka," tambahnya.
Pihak Dinkes Sumsel bekerja sama dengan pihak rumah sakit untuk memastikan semua korban mendapatkan penanganan yang tepat. Sejauh ini, mayoritas korban sudah dipulangkan setelah menjalani perawatan medis intensif.
Menanggapi kejadian ini, pihak Pemerintah Kabupaten PALI segera mengambil langkah untuk menghentikan sementara distribusi MBG ke sekolah-sekolah di daerah tersebut. "Sebagai langkah preventif, Pemkab PALI telah memutuskan untuk menghentikan sementara program MBG. Tidak ada lagi pemberian makanan gratis kepada siswa untuk hari ini," ujar Dedy Irawan.
Dedy juga mengungkapkan bahwa penyebab pasti dari keracunan ini masih dalam penyelidikan. Tim Dinkes Sumsel bersama tim kesehatan lainnya masih mengumpulkan informasi terkait bahan makanan yang disediakan dalam program MBG tersebut. "Kami belum dapat memastikan bahan makanan mana yang menyebabkan keracunan, namun penyelidikan sedang dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak terkait," ungkap Dedy.
Keracunan massal ini menambah kekhawatiran terkait keamanan program MBG yang digulirkan oleh pemerintah untuk mendukung kesejahteraan siswa. Meskipun bertujuan baik, kejadian ini menjadi peringatan penting bagi pemerintah daerah untuk lebih memperhatikan aspek keamanan dan kualitas bahan makanan yang diberikan kepada masyarakat, khususnya siswa.
Sementara itu, beberapa orang tua yang anaknya menjadi korban keracunan menyatakan kekhawatiran mereka terkait kejadian ini. Beberapa di antaranya merasa tidak puas dengan penanganan awal dan meminta agar penyebab pasti keracunan segera diungkap. "Kami khawatir jika hal ini tidak segera ditangani dengan serius, anak-anak kami bisa mengalami dampak jangka panjang," ujar salah seorang orang tua siswa yang enggan disebutkan namanya.
Pemerintah Kabupaten PALI menyatakan komitmennya untuk terus mengawasi pelaksanaan MBG dan menjamin kejadian serupa tidak terulang di masa depan. "Kami akan menindaklanjuti temuan ini dan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan MBG, termasuk dari sisi pengawasan kualitas bahan makanan yang digunakan," kata seorang pejabat Pemkab PALI.
Sebagai langkah pencegahan, Dinkes Sumsel juga berencana untuk meningkatkan sosialisasi kepada sekolah-sekolah dan pihak terkait lainnya mengenai pentingnya menjaga kualitas makanan yang disediakan dalam program pemerintah. "Kami akan melakukan pelatihan dan sosialisasi lebih lanjut kepada para petugas yang terlibat dalam program MBG agar kejadian serupa dapat dihindari," jelas Dedy.
Dengan kondisi yang semakin membaik, Dinkes Sumsel berharap agar seluruh siswa yang terdampak segera pulih dan kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan program MBG di wilayah tersebut.
Penulis : Reza Mardiansyah
Editor : Elly